JAKARTA (MAnews) – Upacara peringatan 71 tahun HUT RI (17/08/2016) kali ini nampak berbeda karena Presiden Jokowi mengundang sejumlah tamu khusus. Mereka adalah sosok-sosok inspirator pembangunan di masyarakat, para juara olimpiade matematika dan sains, serta para pelajar yang masih duduk di bangku sekolah dasar dan taman kanak-kanak.
Presiden mengundang mereka bukan tanpa alasan yang kuat. Presiden ingin mereka menjadi simbol perjuangan bangsa. Inspirator pembangunan masyarakat itu, seperti suster apung di Nusa Tenggara Timur, lulusan UI yang membuka sekolah Paket A,B dan C di Jakarta dan sebagainya.
“Mereka itu pahlawan masyarakat. Inspirator pembangunan di grass root. Orang-orang yang kayak begitu saat ini sedang kami inventarisir,” ujar Djumala.
Untuk para juara olimpiade matematika dan sains, Presiden ingin agar kedatangan mereka dapat menjadi bukti bahwa negara memperhatikan nasib mereka juga.
“Dengan kami mengundang mereka, minimal kita semua tahu mereka. Nanti juga kan ada dialog antara Presiden dengan mereka, siapa tahu pemerintah punya program untuk mereka-mereka itu,” ujar dia.
Sementara undangan bagi siswa TK dan SD ke Istana diharapkan mendorong tumbuh kembang semangat mereka dalam menempuh pendidikan selanjutnya. Anak-anak itu berasal dari penjuru Indonesia, mulai dari Jakarta, Bengkulu, Jawa Timur, Papua Barat, Banten dan lain-lain.
“Supaya apa? Supaya sampai tua nanti mereka ingat, pernah tampil di Istana Presiden demi kemerdekaan. Ini akan jadi pelecut semangat mereka,” ujar dia.
Total, ada sekitar 200 orang dari inspirator masyarakat, para juara olimpiade serta anak-anak yang diundang ke Istana.
Sementara itu, jumlah anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang bertugas di Istana tahun-tahun sebelumnya berjumlah 68 orang. Namun, kali ini jumlah anggota Paskibraka yang bertugas hanya 67.
Ini karena Gloria Natapradja Hamel yang sudah lolos seleksi di Kementerian Pemuda dan Olahraga digugurkan di detik-detik terakhir. Gloria dianggap bukan warga negara Indonesia sehingga tidak bisa menjadi anggota Paskibraka. Perwakilan dari Jawa Barat ini kedapatan mempunyai Paspor Perancis.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 12 tahun 2016 tentang Kewarganegaraan, status WNI gugur apabila mendapat paspor dari negara lain. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengatakan bahwa posisi Gloria tidak digantikan oleh orang lain. Sehingga otomatis anggota Paskibraka yang bertugas hanya berjumlah 67 orang.
“Meski sekarang tinggal 67 orang, ini tidak mengurangi konfigurasi maupun tugas-tugas penting yang besok akan dilakukan di istana,” kata Imam.
Dalam peringatan kali ini, isu dwi kenegaraan menyangkut salah satu anggota Pasukan Kibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Gloria Natapraja-Hamel, banyak diangkat.
Ibu kandung Gloria, Ira, heran karena sebagai keluarga mereka tak mendapat kabar apa pun tentang keberadaan putrinya.
Ira dan beberapa anggota keluarganya menyaksikan upacara melalui siaran langsung televisi dari rumah mereka di Depok. Tapi tak menemukan sekelebat pun gambar Gloria di acara itu.
“Saya bertanya-tanya, di mana Gloria sebenarnya. Dikatakan jadi duta Kemenpora, terus dibilang jadi undangan khusus dalam upacara di istana. Tapi kami tak mendapat kabar apa-apa, hanya tahu dari berita. Padahal kami tak bisa mengontak Gloria,” kata Ira kepada Ging Ginanjar sebagaimana dilansir dari BBC Indonesia.
Dalam perkembangan terbaru, dikabarkan, Gloria mendapat pemulihan keanggotaannnya di Paskibraka dan akan bergabung dalam tim penurunan bendera, Rabu (17/08/2016) sore.
Karena diketahui memiliki juga paspor Prancis, Gloria Natapraja-Hamel dibatalkan keanggotaannya dari Paskibraka secara sangat cepat dan tanpa banyak pertimbangan, berbeda dengan Archandra Tahar yang pencopotannya sebagai Menteri ESDM karena memiliki juga paspor Amerika Serikat, harus melewati kegaduhan dan sirkus politik dan perdebatan perundangan terlebih dahulu. (DSPSH/WHD)