Terindikasi Paksa Gelar MusdaLub Kwarda Papua Barat, Kepentingan Selamatkan Pramuka Atau Punya Agenda Tersembunyi?

Manokwari, MANews – Kisruh Gerakan Pramuka Papua Barat sepertinya sudah memasuki babak baru, dengan di dorongnya surat “keberatan” atas hasil Musda Kwarda Pramuka Papua Barat ke IV oleh beberapa peserta Rapat Musda. Adapun para peserta Musda yang keberatan ini, adalah para pendukung mantan Ka Kwarda Gerakan Pramuka Papua Barat yang juga Mantan Wakil Gubernur Papua Barat, Mohammad Lakotani (MOLA).

Tentunya tujuan daripada didorongnya “keberatan” ini ,tidak lain adalah untuk mengejar agar digelarnya Musdalub, Musyawarah Daerah Luar Biasa untuk Kwarda Papua Barat. Tentunya publik menjadi bertanya, apa urgensi untuk dilaksanakannya Musdalub? Karena yang namanya pergantian pengurus dalam sebuah jabatan itu adalah hal lumrah, namun kali ini terkesan “ada sesuatu” dan Musdalub “dipaksakan” untuk digelar.

Paksa Musdalub Kwarda Papua Barat Untuk? Selamatkan Gerakan Pramuka? atau Selamatkan “Agenda Tersembunyi”

Menjadi pertanyaan bersama akan maksud dan tujuan mendesak digelarnya Musdalub Kwarda Papua Barat, jika melihat pada Gerakan Selamatkan Pramuka? maka tentunya harus melihat kembali alasan mengapa Mantan Ka Kwarda Papua Barat, MOLA tidak terpilih kembali untuk masa jabatan 2022-2027. Agar lebih jelas dan guna memenuhi rasa penasaran dan tanda tanya masyarakat akan hal ini, maka MANews pada kesempatan ini kembali menghubungi Direktur PASTI Indonesia, mengingat Lex sendiri dalam status Facebooknya dan Postingan Web PASTI Indonesia, sangat intens membahas dan mengkritisi persoalan ini.

Menurut Lex dalam wawancara dengan MANews, adalah sebuah kebohongan besar, jika mengatakan tujuan daripada “menolak” hasil Musda November 2022 kemarin, serta mendorong digelarnya MusdaLub adalah untuk menyelamatkan Gerakan Pramuka. “Jutru MOLA, tidak terpilih kembali, karena Peserta Musda menyelamatkan Gerakan Pramuka ditanah Papua Barat!”, “kalau kemudian seperti sekarang ada peserta Musda yang menolak hasil, itu harus dipertanyakan kepentingan mereka untuk gerakan Pramuka atau Kepentingan Pribadi dan memiliki “Agenda Tersembunyi”.

“Logikanya gini, itu Peserta Musda yang sekarang koar-koar minta Musdalub, tau gk? bahwa pada periode 2018-2022, terdapat Ketua Cabang Gerakan Pramuka yang berstatus WBP! Warga Binaan Pemasyarakatan, Terpidana Tindak Pidana Korupsi, parahnya Korupsi dana Musibah pula! Musibah Wasior yang membunuh ratusan Jiwa OAP di Teluk Womdama!. Dan yang paling luar biasa adalah terjadinya skandal “Jebakan dan Tipu Muslihat” terhadap Presiden,dimana  Presiden dijebak melantik seorang WBP sebagai Korwil IV!”. ini tentu membuat “Marwah Presiden” tercoreng!. “Waktu itu Ka Kwardanya siapa? Ka Kwardanya tidak tau? jika tidak tahu, lalu apa kerjanya?” “Tidak tau soal begini, namun soal Dana tau?!”. “Pasti indonesia sedang menyiapkan Laporan terkait persoalan “Jebakan dan Tipu Muslihat” kepada Bapak Presiden, mungkin hari senin nanti telah dapat di laporkan ke BARESKRIM MABES POLRI, karena ini sudah mencoreng dan menjatuhkan Marwah Kepala Negara, dan itu Pidana Serius!” – Terang Lex dengan penuh semangat.

Laporan Pertanggung Jawaban Keuangan Gerakan Pramuka Papua Barat Dekade 2018-2022 kok kalah sama Tukang Becak!

Lex juga menuturkan, salah satu “kebohongan” apabila Musdalub harus gelar yakni alasan menyelamatkan Gerakan Pramuka, karena jikalau berbicara “menyelamatkan gerakan Pramuka”, para peserta Musda yang saat ini keberatan dengan hasil Musda Kwarda kemarin, harusnya dapat menjawab dan memaparkan secara terperinci laporan keuangan yang dipaparkan pada saat Musda, lalu membandingan kesesuaian dengan fakta kegiatan Pramuka dilapangan.

“Jangan-jangan itu peserta yang keberatan dengan hasil Musda, punya agenda tersembunyi. terkait dengan “Anggaran Gerakan Pramuka Papua Barat”, kita (PASTI Indonesia) sudah mengecek LHP BPK wilayah para Peserta Musda yang “menolak” hasil Musda,rata-rata bermasalah, malah PASTI Indonesia memiliki catatan khusus terkait beberapa Peserta Musda yang juga berstatus pejabat daerah, dan hampir semuanya punya masalah, mulai dari Gratifikasi, Asusila, dan Skandal Korupsi”. “Nah ini menjadi pertanyaan untuk di kritisi bersama, orang-orang ini, punya urgensi apa hingga pembelaannya luar biasa pada Mantan Ka Kwarda, yang juga Mantan Wakil Gubernur, jangan-jangan ada hutang budi karena sudah dibantu amankan Proyek, atau kasusnya, Who knows?! “Tapi yang Pasti, kita juga meminta kepada BPK RI dan jika memungkinkan kita akan minta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengaudit keuangan periode 2018-2022”, “bayangkan coba 5 tahun laporan keuangan cuma se uprit begitu dan tanpa perincian yang bisa di pertanggung jawabkan!, Tukang Becak saja kalau beli sayur, dia tulis secara terperinci berapa harga sayur dan apa saja belanjanya! Ini ketua Kwarda Gerakan Pramuka Laporan Pertanggung Jawaban kalah sama Tukang Becak!” – Tandas Lex.

Kak Budi Waseso (Buwas), Ketua Kwartir Nasional Pramuka menangis bila mengetahui hal semacam ini!

“Buwas, kalau tau Gerakan Pramuka di Papua Barat seperti ini, jauh daripada semangat Pramuka, dan orang hanya sibuk bicara kepentingannya. nangis ini!”, “gmana gak nangis, Narapidana lah bisa jadi Ketua Cabang dan ketua Korwil IV, seakan-akan gak ada orang Papua lagi yang mempuni sampai Warga Binaan Pemasyarakat yang ada di dalam Lapas, aktif jadi pengurus Gerakan Pramuka. Dan herannya itu tidak dipersoalkan oleh Kepengurusan Dekade 2018-2022! Ka Kwardanya dulu Wakil Gubernur, apakah gak cukup Bodoh kalau sampai tidak tahu ada WBP jadi Pengurus Pramuka? jadi selama jadi Wagub sibuk apa? Perkaya diri dan golongan? atau?! kalau gak tau, kok masih mau Dua Periode! Kalau tau, kok bisa diloloskan sampai dilantik oleh Presiden, mau Prank Presiden?!” – Ungkap Lex.

Memang tidak ada Jaminan Ketua Kwarda sekarang Lasarus Indouw akan lebih baik daripada MOLA

“Memang tidak ada jaminan bahwa kedepan gerakan Pramuka akan lebih baik ditangan Ketua Kwarda baru ini, mungkin bisa sama buruknya atau bahkan lebih buruk dari sebelumnya”. “Karena simplenya, selama menjadi pejabat publik juga tidak ada sesuatu hal WOW yang di kerjakan oleh Lasarus Indouw untuk masyarakat”. “Namun jelas masih terdapat harapan besar di tangan Lasarus Indouw, dimana Lasarus dapat belajar dari kesalahan era MOLA dan  fakta penting Musda yang tidak dapat di pungkiri adalah bahwa MOLA telah gagal dan sudah tidak dikehendaki! jikalau dirinya masih dikehendaki, tidak mungkin selama Musda terdapat banyak suara yang menolak! dan mudahnya, jika Gerakan Pramuka mengalami kemajuan signifikan di era MOLA, tentu suara bulat akan mendukungnya menjabat kembali sebagai Ka Kwarda!”. “Silahkan saja, jika merasa Musdalub harus digelar, karena terdapat beberapa pihak yang merasa tidak dapat menerima Lasarus Indouw terpilih sebagai Ka Kwarda, namun bukan berarti Musdalub itu menjadi pintu comeback penjahat lama MOLA untuk Pimpin Gerakan Pramuka Papua Barat!”, “yang Penting itu adalah menyelamatkan Gerakan Pramuka, bukan Person atau memiliki tujuan dan kepentingan lain!” – tambah Lex.

“Sederhananya, jika para peserta Musda memiliki Nurani dan Rasa Malu, kira-kira malu kah tidak, kok bisa,didalam kepengurusan Gerakan Pramuka terdapat seorang pengurus cabang berstatus Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas! Apalagi ini kita bicara soal Gerakan Pramuka Papua Barat, tentu bicara soal Orang Asli Papua. Apakah bukan sebuah penghinaan bagi OAP,seolah-olah OAP sudah tidak ada yang mempuni, hingga harus Narapidana Aktif yang pimpin cabang Gerakan Pramuka! Apa sih tujuan pramuka? Tentu jawabannya Pembinaan dan Pembentukan Karakter, dan hal itu sangat dibutuhkan Generasi muda Papua, lalu jika salah satu Pengurus Cabangnya seorang Narapidana, Karakter macam apa yang akan kita berikan ke Generasi Muda Papua???” MIKIR!!!!!! – Tutup Lex dalam akhir wawancara (Sky)