Papua Barat dan China Jalin Kemitraan Strategis untuk Pembangunan Berkelanjutan

Manokwari, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan mencatat sejarah baru dalam arah pembangunan daerah. Untuk pertama kalinya, Papua Barat menjalin kerja sama strategis dengan pusat riset dan inovasi internasional dari Tiongkok, menandai transformasi pembangunan yang berbasis teknologi ramah lingkungan dan berpihak pada masyarakat adat. Komitmen ini ditegaskan dalam rapat kerja bersama delegasi China yang dipimpin oleh Profesor C.C. Chan dari International Academicians Science and Technology Innovation Centre (IASTIC), Senin (6/10) di Kantor Gubernur Papua Barat, Manokwari.

Pertemuan ini bukan sekadar seremoni diplomatik, melainkan gebrakan nyata yang belum pernah dilakukan oleh gubernur sebelumnya. Dominggus membuka ruang baru: pembangunan berbasis pengetahuan, riset ilmiah, dan keadilan ekologis yang menempatkan masyarakat adat sebagai subjek utama.

Pembangunan Papua Barat Harus Berkeadilan Ekologis dan Berbasis Adat

“Papua Barat bukan ladang eksploitasi, tapi wilayah yang harus dibangun dengan hati dan akal sehat”

Dalam sambutannya, Dominggus menegaskan bahwa pembangunan Papua Barat harus menghindari pola lama yang eksploitatif. Ia menyebut kerja sama ini sebagai “langkah awal membangun kolaborasi strategis” untuk transformasi ekonomi yang mandiri dan berkeadilan. “Kami ingin pembangunan yang berbasis teknologi hijau, riset ilmiah, dan keutamaan bagi masyarakat adat, Papua Barat bukan ladang eksploitasi, tapi wilayah yang harus dibangun dengan hati dan akal sehat” tegasnya. Ia juga menekankan pentingnya partisipasi komunitas lokal dalam setiap tahap pembangunan.

Fokus Kerja Sama: Riset, Teknologi, dan Kesejahteraan Masyarakat Adat

Nota kesepahaman yang ditandatangani mencakup:

  • Pengembangan riset dan teknologi ramah lingkungan
  • Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan
  • Peningkatan kapasitas SDM lokal
  • Investasi di sektor energi terbarukan, perikanan, perkebunan, pariwisata, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur

Profesor Chan menyatakan bahwa Tiongkok siap membantu Papua Barat “mengelola sumber daya alam tapi tetap ramah terhadap lingkungan.” Ia menyoroti potensi Papua sebagai wilayah kaya energi dan biodiversitas yang harus dikelola secara bijak.

Universitas Papua (Unipa) Terlibat Aktif dalam Diplomasi Akademik

Dalam rangkaian kunjungan tersebut, Universitas Papua (Unipa) juga menandatangani kerja sama dengan IASTIC Tiongkok untuk memperkuat kolaborasi riset, pertukaran akademik, dan pengembangan inovasi. Rektor Unipa Dr. Hugo Warami menyebut kerja sama ini sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas riset dosen dan mahasiswa, termasuk pengembangan program studi baru di bidang pengobatan tradisional dan teknologi kesehatan.

Unipa juga berencana menuntut kompensasi atas hasil riset tanaman endemik Papua yang telah dipatenkan oleh Pemerintah Tiongkok, sebagai bagian dari upaya mengembalikan hak intelektual kepada daerah pemilik sumber daya.

Konsolidasi Lintas Kepala Daerah dan OPD

Pertemuan ini turut dihadiri oleh Bupati Teluk Wondama Elysa Auri, Wakil Bupati Manokwari Mugiyono, serta sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan lintas sektor terhadap arah baru pembangunan Papua Barat yang inklusif dan berkelanjutan.

Implikasi Strategis: Papua Barat Menuju Model Nasional Pembangunan Berkeadilan

Kerja sama ini membuka peluang:

  • Transfer teknologi dan pengetahuan dari China ke Papua Barat
  • Peningkatan daya saing daerah melalui inovasi
  • Pembangunan berbasis riset yang tidak merusak lingkungan
  • Pengakuan hak intelektual lokal atas biodiversitas dan pengetahuan tradisional
  • Model pembangunan yang dapat direplikasi di provinsi lain di Indonesia

Gebrakan ini menandai pergeseran paradigma: dari pembangunan yang “datang dari luar” menjadi pembangunan yang “berakar dari dalam.” Jika dikawal dengan baik, ini bisa menjadi preseden hukum dan kebijakan untuk seluruh Indonesia.

Redaksi akan terus mengawal kerja sama ini agar benar-benar berpihak pada masyarakat dan lingkungan. Jika Anda memiliki data lapangan, testimoni komunitas, atau analisis kebijakan yang perlu kami angkat, kirimkan ke redaksi@mataanginnews.co.id. Kami percaya: pembangunan yang adil harus dimulai dari suara masyarakat adat. (qq)