Mantan Bupati diperlakukan tidak Manusiawi, Anak Papua Marah!

Makassar, MANews – Seperti yang sudah beredar luas dan viral di kalangan Masyarakat Asli Papua khususnya di Biak Numfor, bahwa Mantan Bupati Biak Numfor, Thomas Alva Edison Ondy diperlakukan tidak manusiawi, yakni di pulangkan paksa padahal masih menjalani proses perawatan dan pemulihan paska operasi. Pemulangan paksa ini sendiri diketahui terjadi pada tanggal 2 November 2021 sekitar pukul 12.45 Wita.  Yang kemudian diketahui, setelah 2 hari paska insiden pemulangan paksa tersebut menyebabkan Thomas Alva Edison Ondy mengalami drop, sesak dan kesulitan bernapas pada saat menjalani proses cuci darah tanggal 04 November 2021.

Emil Hindom, selaku pihak keluarga dan pendamping Thomas Alva Edison Ondy sejak dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, dengan tegas menyatakan bahwa tindakan pemulang paksa itu adalah tindakan tidak manusiawi, sebagai Orang Asli Papua, dirinya marah melihat keluarganya di perlakukan seperti itu. Apalagi pada saat akan dilakukan pemulangan tersebut, pihak keluarga yang juga menyertai dan merawat Thomas Alva Edison Ondy tidak di diberitahukan dan diajak diskusi.

“Kita ini manusia to, bukan Monyet”,”ada keluarga, kenapa tra di beritahu dulu, atau ajak tong diskusikah, kalau kaka Thomas dibawa pulang nanti, bagaimana”,”karena kaka ini sakit, soal makan deng gizi itu harus di perhatikan baik!”. “ini tong macam tra di hargai betul!” ucap Emil kepada MAnews melalui Whatsapp Call.

kemarahan Emil ini bukan tanpa sebab, kepada MANews emil menuturkan, bahwa sebenarnya Thomas Alva Edison Ondy itu baru mulai stabil kesehatannya, namun kemudian di paksa pulang, akhirnya pada tanggal 04 november lalu, kondisinya menjadi drop. Dan setelah di cek, diketahui bahwa terjadi infeksi pada bagian pemasangan dialis serta pemasangan Cimino yang belum kenjung kering. Artinya pada saat pemulangan paksa tersebut, yang menurut Emil hanya sepihak berdasarkan izin Dokter yang bernama  dr. Imam Fatkhurrohman, Sp.PD, FINASIM, pihak dokter tidak melakukan pengecekan dengan baik dan tidak berkonsultasi dengan dokter lain seperti dokter bedah yang menanggani operasi bedah Thomas Alva Edison Ondy, sehingga tidak dilakukan lagi pengecekkan pada bagian bedah yang seharusnya menjadi bagian vital untuk diperhatikan.

“Sebenarnya ini dokter bekerja untuk siapa?”,”Orang masih sakit, de paksa pulang! sekarang kaka pu kondisi begini, baru dong baku lempar!”. “Kemarin lagi, tanggal 09 November, Rumah Sakit dong mau kasih pulang lagi! Sa pu kaka kondisi saja jalan masih belum kuat, badan belum fit! Baru tong baku melawan sampai torang (Rumah Sakit) tra berani kasih pulang lagi!”. “Pak Presiden, Jokowi, ini Tong orang papua sebenarnya ada harga kah tra ada di republik ini, atau pemerintah hanya liat tong pu kekayaan alam saja yang berharga”, “tong pu hidup itu macam tra penting!”, ” ini tong OAP, disini dibuat betul-betul macam tra ada harga!”. Keluh Emil kepada MANews.

“Sa berharap kaka sekarang ini tra di ganggu lagi, de lagi sakit, jangan macam yang sudah-sudah, baru berobat 1-2 hari de panggil pulang, de usir pulang!” kami ini manusia to, bukan binatang!”, “kaka, juga sebagai Warga Binaan pu hak kesehatan!”, “tolong perhatikan itu baik!”, “Kaka tra ada keluarga disini, tong lagi permohonan untuk dipulangkan ke Biak”, “Sa pu kaka su sakit begini, stop bikin tong susah lagi!” tambah Emil di akhir Whatsapp Call.

MANews juga ikut memantau kesehatan Thomas Alva Edison Ondy melalui beberapa Video dan Foto kiriman dari Emil Hindom, sepertinya dapat dimaklumi kemarahan pihak keluarga Thomas tersebut, karena melihat kondisi Thomas Alva Edison Ondy cukup memprihatinkan. (sky)

Emil Hindom dengan Thomas Alva Edison Ondy

Video kiriman dari Emil Hindom