Meski Di Rundung Problem Internal, STKIP Nuuwar Fakfak Sukses Menggelar Ujian Skripsi dan Yudicium

Fakfak MA-news; Carut-marut wajah pendidikan kerap mendapat sorotan dan perhatian semua publik. Tentunya reaksi yang muncul kala melirik masalah yang menimpa dunia pendidikan pun beraneka jenisnya. Mulai dari up-date status facebook, mencari teman dan rekan lain untuk sekedar bertukar informasi, mengorganisir para aktivis dan mahasiswa agar dapat melakukan aksi protes, hingga sejumlah ujaran provokatif dan berita media yang terus-menerus dimunculkan dalam rangka meningkatkan tensi masalah dan mendekatkannya kepada publik dan penegak hukum.

Tidak ada salahnya pula jika semua gelombang reaksi yang dilakukan bertujuan sebagai koridor proteksi terhadap dunia pendidikan agar dapat kembali menemukan habitus barunya. Namun jika reaksi yang muncul didasari oleh emosional sektoral terhadap para pelaku pendidikan tentunya ini sangat tidak etis dan rasional. Karena sebagai makhluk sosial dan beragama ada nilai-nilai sosial etik dan sosial religius yang selalu melekat dalam diri kita, nilai-nilai ini dijadikan sebagai patokan perilaku dan peradaban masyarakat di wilayah mereka berdiam. Oleh karenanya wajah dunia pendidikan kita, semestinya dipersolek dengan baik sehingga harapan menemukan habittus baru dapat segera terwujud.

Konteks yang disajikan di atas, tentu dirasakan pula oleh STKIP Nuuwar Fakfak. Beberapa problem internal yang sempat menyeruak ke permukaan banyak mendapatkan sorotan dan kecaman dari berbagai stakeholder. Gelombang reaksi demonstran yang melibatkan Mahasiswa dan sejumlah simpatisan pendidikan tentu banyak menyita perhatian masyarakat. Bagaimana tidak, begitu masalah yang menimpa STKIP dan sedang dibenahi step by step. Aneka persoalan tersebut mulai dari masalah administrasi dan keuangan hingga masalah sarana dan prasaran belajar-mengajar tercampur laksana gado-gado milik Mas Harjo. Meski demikian, komitmen para dosen dan mahasiswa untuk tetap menjalankan kewajiban mereka serta beraktivitas sebagaimana lazimnya terus dilakukan, al-hasil tantangan ini lambat-laun mulai teratasi dengan baik dan STKIP Nuuwar Fakfak dapat kembali survife.

Bukti nyata kesurvifan STKIP Nuuwar Fakfak melewati tantangan dunia pendidikan yaitu melalui gelar ujian skripsi sekaligus yudicium sabtu, (18/08/18). Ujian skripsi ini diikuti oleh 27 mahasiswa yang terbagi dalam 2 cluster kategori program studi : Geografi dan PGSD. Bukti legitimasi kegiatan tersebut melalui kehadiran perwakilan kopertis wilayah Indonesia Timur Prof. Salakory yang langsung memberikan ujian terhadap para Mahasiswa.

Potret dunia pendidikan memang kerap terkotori oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung-jawab namun bukan berarti kita semua ikut nimbrung bersama dan semakin menciptakan dikotomi agar semakin memperburuk situasi pendidikan tersebut, karena kesuksesan sebuah daerah sangat ditentukan oleh dunia pendidikan. Lantas bagaimana mungkin kita yang kerap meneriaki kemajuan daerah malah menjadi desain makro perusakan wajah pendidikan di daerah kita sendiri? Teruslah maju STKIP Nuuwar – Fakfak, teruslah bersolek guna memberi warna terhadap potret pendidikan di negeri kita tercinta ini. (Abg)