Fakfak Dalam Pusaran Pemilihan Kepala Daerah

Tahun 2020 menjadi tahun terberat dan tersulit bagi masyarakat Fakfak, karena dalam tahun ini, masyarakat Fakfak di tuntut untuk memilih secara adil calon pemimpin kepala daerahnya. Sederet aktivitas persiapan Pilkada pun jauh-jauh hari mulai disiapkan oleh Lembaga penyelenggara Pemilu (KPUD dan Bawaslu), mulai dari kompetisi maskot pilkada dan penetapan pemenangnya, hingga tahapan sosialisasi PKPU yang akan digunakan sebagai rujukan pelaksanaan pemilukada dan pentepan ambang batas pengumpulan KTP untuk kandidat bakal calon yang memilih menggunakan jalur independen. Tidak hanya sebatas itu saja, kegiatan perekrutan penyelenggara pemilu di tingkat Distrik (Panwascam & PPD) pun mulai dilakukan sebagai wujud persiapan infrastruktur sistem penyelengara pemilukada

Gambaran lain yang juga menarik perhatian publik adalah para kontestan yang akan bertarung dalam pesta Pilkada, mulai disibukan dengan sejumlah kegiatan-kegiatan sosial-kemasyarakatan. Tentunya harapan yang terbesit dalam pikiran mereka kala melakukan serangkaian kegiatan-kegiatan sosmas ini adalah hendak meraih kesuksesan dalam moment Pilkada ini.

Fenomena lainnya yang juga lagi trend dalam Pilkada Fakfak saat ini adalah bermunculannya sejumlah bakal calon Bupati/Wakil Bupati yang memilih berkompetisi dengan menggunakan tiket independen (mengumpulkan KTP), ketimbang memilih jalur Partai. Tentu saja alasan klasik yang terlontar dari mulut para kandidat independen ini adalah mahalnya harga sebuah rekomendasi partai politik serta adanya kongkalikong yang kerap dipraktekan dalam kubu partai. Tentunya fenomena trend ini akan menjadi sebuah sejarah baru (new historis) di Kabupaten yang berfilosofi “Idu-idu Maninina” ini. Lantas apakah kompetisi ini akan dimenangkan oleh kandidat yang menggunakan tiket independen? ataukah kemenangan masih mutlak diraih oleh kandidat yang diusung oleh partai politik? kita tunggu hasil akhirnya saja…. !!!

Jika kita melirik para bakal calon yang hendak bertarung dalam Pilkada Fakfak, sudah pasti kita akan tercengang kagum dengan kepiawaian para kontestan ini. sebut saja sederet nama-nama yang cukup trend diperbincangkan oleh khalayak ramai diantaranya “Samaun Dahlan & Clifford Ndandarmana” yang bermetamorfosis menjadi “SADAR”. Perpaduan dua figur berlatar-belakang Birokrat dan Politisi ini tentunya akan membentuk sebuah kekuatan yang tidak boleh dianggap sepeleh oleh rival mereka.

Selain itu ada juga “Untung Tamsil & Yohana Hindom” yang juga bermetamorfosis menjadi “UTA-YOH”. Ini merupakan perpaduan 2 Kekuatan Birokrasi dan Akademisi bahkan hebatnya lagi kolaborasi mereka ini merupakan perpaduan Figur Milenial dengan Figur feminis lokal yang tidak boleh dianggap sepeleh oleh rival tanding mereka.

Sosok lainnya yang juga mulai muncul dan semakin marak diperbincangkan adalah “Ibrahim Fatamasya & Jeferson Jemy Liunsada” yang bermetamorfosis sebagai “RAJA”. Tak pelak membayangkan 2 sosok ini karena kolaborasi mereka menjadi kolaborasi yang tak diduga oleh publik. Ibrahim yang berlatar-belakang sebagai birokrasi berpadu dengan Jemy sebagai sosok Politisi Milenial yang memiliki sejumlah catatan politik yang mumpuni dikancah Papua Barat tentunya tak bisa dianggap sepeleh oleh rival tanding mana pun.

Figur lain yang juga muncul dan menyita perhatian publik adalah “Sulaeman Uswanas & Hermanus Kerryanto yang juga bermetamorfosis menjadi “SUCI”. Perpaduan 2 figur ini tak bisa dianggap remeh, karena kolaborasi Birokrat dan Pengusaha tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi para rival tanding mereka. Kemampuan pengelolan bisnis dan membaca peluang market tentunya dapat diimplikasikan ke dalam Politik Pilkada, hal inilah yang sebenarnya menjadi senjata pamungkas mereka jika dikelola dengan baik.

Bukan hanya itu saja ada juga figur lainnya yaitu “Chairul Pawiloy & Said Hindom” yang nota benenya merupakan 2 sosok figur menarik karena Chairul yang adalah seorang pengusaha muda serta disandingkan dengan Said Hindom yang merupakan sosok politisi senior sekaligus akademisi. Tentunya perpaduan mereka menjadi perpaduan yang menarik dan tak boleh dianggap biasa-biasa saja oleh para rival tanding lainnya.

Belum lagi ada sederet nama-nama lainnya yang juga perlu menjadi perhatian bersama seperti “Amin Ngabalin”. Figur yag satu ini memang patut dihitung dalam kompetisi Pilkada Fakfak karena kemampuannya dan sederet pengalaman politik yang pernah ditorehkannya. Ada juga “Donatus Nimbitkendik” yang juga memiliki pengalaman kepemimpinan baik di level Birokrasi maupun dalam kancah politik, tentunya menjadikan sosok yang satu ini patut diperhitungkan pula.

Kompetisi Pilkada Fakfak memang menjadi trending topik menarik saat ini. Sederet nama-nama kontestan yang diulas di atas, sudah barang tentu akan bertarung secara sehat dan adil. Kompetisi mereka adalah kompetisi strategi politik dan pertarungan program-program yang realistis serta pro rakyat. Kegunaannya tentu saja untuk meyakinkan pilihan masyarakat terhadap mereka.

Kita tunggu saja dari sederet nama-nama ini, siapa yang akan tampil sebagai super winner dalam pilkada kali ini.

 

Salam Super Winner 

  (Denny Rahayaan)