Jakarta (MAnews) – Permasalahan terus datang silih berganti di Fakfak, seperti tidak berujung dan semakin mempertontonkan kesewenangan Pemimpin Daerah terhadap rakyatnya. Hal ini yang mungkin memicu kemarahan PASTI Indonesia, sehingga melalui Komunikasi via WhatAppnya, Susanto Selaku Direktur Nasional PASTI Indonesia menyatakan Perang Terbuka melawan Kezholiman yang terjadi di Fakfak.
Bupati adalah sumber semua masalah di Fakfak
Menurut Susanto, akar dari semua persoalan di fakfak adalah Bupati fakfak itu sendiri. Yakni :
- Bupati membangun Kerajaan bukan Pemerintahan, hal ini terbukti jelas dengan gaya pemerintahan Mohammad Uswanas sendiri yang dimana secara terang-terangan melakukan sistem nepotisme dan Kolusi dalam menjalankan Pemerintahannya, Penempatan Orang-orang yang tidak sesuai dengan bidangnya, namun berdasarkan kedekatan dan Pola “Kekeluargaan”. sampai saat ini semua lini-lini penting roda pemerintahan bukan diisi oleh orang yang berkompeten, namun diisi oleh keluarganya sendiri.
- Pemerintahan yang Diktator, Karena Bupati Merasa Bak Raja, karena pemerintahan diisi oleh hampir semua Kerabat maupun orang dekatnya, maka semua perintah Bupati sudah seperti sebuah Titah Raja yang wajib dijalankan. Dan apabila perintah ini tidak dijalankan,maka sudah dapat dipastikan siapapun orang tersebut, akan dipindahkan atau di nonjobkan. terkait dengan mereka yang berani mengkritisi pola pemerintahan Bupati, maka sudah Jelas “Kriminalisasi” siap menanti.
- Pemerintahan yang Bobrok. Penuh Skandal dan Korupsi, hal ini dapat terlihat jelas selama kepemimpinan Bupati ini,dari temuan PASTI Indonesia Sendiri, beberapa Kasus Mega Korupsi terjadi di fakfak, mulai dari Proyek Sapi, Rumah Sakit, Soundsystem, yang bila di total mencapai hampir Ratusan Milyar rupiah, sedangkan untuk Pemerintahan periode ke-2, skandal pemalsuan Surat jauh-jauh hari telah di pakai oleh Bupati guna mengoalkan dirinya kembali sebagai Pemimpin Fakfak.
- Koloni Kejahatan sedang Merusak Fakfak, karena pemerintahannya yang penuh Skandal, Korupsi maka tidak heran dalam memuluskan hal itu semua, Bupati membangun koloni kejahatannya, salah satunya yang sudah jelas terlibat yaitu Kajari Fakfak,Jefri Huwae. Dalam temuan PASTI Indonesia, Kajari Fakfak ini adalah orang paling aktif dalam mengamankan Skandal korupsi Bupati, hingga pembelaan kajari ketika kasus Skandal 501 di rapat bersama di Kemendagri. Pembelaan Kajari Fakfak ini wajar, karena dalam Temuan PASTI Indonesia, Kajari sendiri sudah dikenyangkan dengan beberapa Proyek dari Bupati. karena itu sangat wajar bila Kajari sebagai tameng utama Bupati dalam melindungi kasus Korupsi Bupati, serta menjadi perpanjangan Tangan Bupati dalam melakukan kriminalisasi bagi siapapun yang mengkritisinya. Contoh paling Kongkrit adalah dalam kasus Kriminalisasi terhadap dua anggota dewan, yang dimana masalahnya sendiri sudah selesai, namun karena perintah Bupati, Kajari dengan gayung bersambut sejak awal merencanakan rentut maksimal 5 tahun. sedikit mengingatkan terkait Rentut, Kajari agaknya lupa dirinya hampir di copot sebagai PNS karena merubah Rentut Mafia Narkoba.
- Masyarakat Asli Semakin Termarjinalkan, pemerintahan yang bobrok dan penuh skandal semakin hari semakin membuat Fakfak terpuruk, dan masyarakat semakin sulit mencari nafkah kehidupannya,ditambah lagi tindak tanduk Bupati yang hanya selalu berpikir pada Proyek guna memperkaya diri, maka Infrastruktur di fakfak sendiri tidak ada yang terbangun. Jalan-Jalan antar distrik rusak, kecuali jalan kearah Transmigrasi, yang dibangun demikian indah karena proyek pembangunan jalan Transmigrasi itu sendiri merupakan pundi-pundi uang bagi Bupati. Belum lagi ditambah Pembodohan terhadap masyarakat, yang dimana Bupati Melarang masyarakat menambang dan menjual PASIR, namun Penjualan PASIR itu sendiri di kelola secara pribadi oleh Bupati dan Kolega. Bupati mungkin karena Bodoh, sehingga menjadi Lupa, sejak ratusan tahun lalu, masyarakat asli sudah melakukan penambangan Pasir untuk memberi makan anak cucunya. kalaupun itu dilarang, maka Bupati harus mencari solusi, bukan mematikan Masyarakat asli.
- Dibalik Janji Manis penuh kebohongan, Kebohongan mungkin hal yang paling sering ditemukan di Fakfak, Fakfak yang terkenal dengan Kota PALA, namun petani pala disana tidak pernah hidup semanis manisan pala. harga pala yang tidak pernah jelas, dan naek turun sesuai dengan keinginan tengkulak, Bupati sendiri tidak pernah berpikir untuk bagaimana menyejahterakan Masyarakat Petani Pala. Lucunya, Fakfak sebagai Kota Pala, namun yang bupati suarakan adalah Hasil Laut, mungkin karena bila dari Hasil Laut, Bupati masih bisa mendapatkan proyek. Perlu di ingat, Bupati Fakfak selalu membutuhkan dana segar untuk menutupi semua skandal-skandalnya.
Perang Terbuka terhadap Kezholiman Bupati
Tantangan kepada Bupati dengan Kajari Fakfak, rupanya sudah pernah dilakukan oleh PASTI Indonesia, namun agaknya tidak mendapatkan Respon dari kedua orang tersebut, entah mungkin karena kurang bernyali, atau karena terlalu takut dengan Bukti yang saat ini ada di PASTI Indonesia. Namun kali Ini Susanto, selaku direktur PASTI Indonesia menyatakan akan lebih tegas lagi. Kali ini dengan Seruan Perang Terbuka demi menguak kebenaran.
Direktur PASTI Indonesia siap dipidana bila melakukan Pembohongan
Susanto sendiri menyatakan siap dipidana apabila yang dinyatakannya adalah sebuah Tuduhan tanpa dasar, atau sekedar hoax yang bertujuan menjatuhkan Bupati ataupun Kajari. Namun apabila yang dikatakannya adalah sebuah kebenaran, maka Bupati dan Kajari harus berani meminta maaf kepada Masyarakat Fakfak, mengundurkan diri serta menjalani Hukuman sebagaimana aturan hukum yang berlaku di Republik ini. Susanto sendiri juga telah menyiapkan beberapa laporan temuan baru, serta melakukan Gugatan di Pengadilan Tata Usaha terkait beberapa Skandal yang sedang terjadi di Fakfak. sebagaimana yang diketahui bersama, Bupati saat ini sudah di Makzulkan, namun tetap memimpin Fakfak.
Jangan lagi ada Mocha-Mocha Lain di Fakfak
Baik PASTI Indonesia maupun Susanto sendiri, tidak memiliki kepentingan apapun di Fakfak, baik kepentingan Politik ataupun Bisnis, oleh karena itu harapan besarnya adalah kelak tidak boleh lagi gaya Mocha-Mocha di Fakfak. Karena Susanto Sadari juga, selama dalam perjuangan melawan kediktatoran ini, banyak dari yang mengaku dirinya “Tokoh” di Fakfak hanya menanti “Durian Jatoh” namun diam ketika melihat ketidak-adilan. hal ini akan sangat berbahaya bagi masyarakat, apabila nanti yang namanya “Tokoh-Tokoh” tersebut tiba-tiba tampil seolah pahlawan revolusi, samahalnya saja masyarakat nanti keluar dari mulut Singa masuk kembali kedalam Mulut Buaya. Memang tidak dapat di pungkiri, dalam setiap perjuangan selalu ada hal seperti itu, ibarat peribahasa “Anjing hanya akan berebut tulang ketika situasi sudah tenang”.
Perjuangan Harus Murni bagi kebaikan Masyarakat Mbaham-Matta.
Apapun hasil dari perjuangan PASTI Indonesia melawan Kezholiman di Fakfak nantinya, harus murni bagi kebaikan masyarakat, karena menurut susanto, dirinya sudah dua kali mengunjungi Fakfak dan melihat dengan jelas apa yang masyarakat Fakfak rasakan, bahkan menurutnya dalam penerbangannya menuju Fakfak pertama kali, dirinya satu pesawat dengan Kajari Fakfak, namun yang terjadi Kajari Fakfak hanya mampu melihat dan mengetahui kedatangannya saja. Padahal harapannya saat itu adalah Kajari melakukan pelaporan, sehingga nanti dirinya tidak sulit untuk melakukan klarifikasi dan konfrensi Pers di Jakarta untuk membuka takbir “Mega Skandal” di fakfak. Dalam akhir komunikasi WhatAppnya, susanto menegaskan dirinya tidak akan mundur selangkah-pun, dan semua materi laporan maupun gugatan telah disiapkan secara matang. Dirinya berharap semoga perjuangan ini dapat berjalan dengan baik, tanpa harus menunggu ayam tumbuh gigi sebagaimana perkataan Bupati Fakfak. (sky)
Narasumber : Susanto, PASTI Indonesia