Kronologi Versi Keluarga Korban Kejadian Kekerasan Terhadap Anak Dibawah Umur SMA Gloria Surabaya
Surabaya, 13 November 2024
Polemik SMA Kristen Gloria 2 Surabaya belakangan viral di media sosial. Seorang pria yang diduga wali murid meminta seorang siswa merangkak sambil menggonggong. Ia juga tampak marah-marah kepada beberapa orang di sekitarnya.
Terkait kejadian tersebut, Arlex Long Wu selaku Direktur Perhimpunan PASTI Indonesia menyampaikan keterangan tertulis yang merupakan kronologis versi keluarga Korban.
keterangan tertulis tersebut diterima redaksi mataanginnews.co.id ,pada hari selasa (12/11/2024) malam.
- Bermula dari Ethan (korban/SMA Gloria/15 thn) yg guyonan dgn menyebutkan lawan basket /Excel (SMA Cita Hati) “Rambutnya lucu seperti poodle.” Selang bbrp hari, Ethan dan Exel bertemu scr tidak sengaja di Next Gen di CW Sby dan Ethan dikenalkan kpd Excel dan tidak pernah lagi tercetus kalimat guyonan di atas. Interaksi keduanya hanya sampai disini saja.
- Sebelum hari kejadian (Senin 21 Okt 2024) Ethan menerima pesan ancaman dr Excel agar Ethan membuat Pernyataan Bermaterai. Krn tdk mengerti maksud Excel, maka Ethan menanyakan kpd Ortunya, respon Ortu Ethan : Melarang Ethan utk merespon permintaan Excel. Apalagi keduanya masih sama-sama di bawah umur (belum cukup umur / dewasa di hadapan hukum).
- Di hari kejadian (Senin, 21 Okt 2024) Excel mengancam Ethan, bhw Ethan mau didatangi di sekolah atau di rumahnya dan jg menyebutkan nama orang tua Ethan dan Ethan (korban/SMA Gloria) tetap tidak merespon, namun Excel terus mengintimidasi Ethan dgn kalimat tuduhan, maka Ethan menyampaikan ke Ortunya Kronologi apa adanya sebagaimana tsb di atas.
- Melihat pesan ancaman Excel kpd Ethan, posisi Mamanya Ethan jg dtg menjemput Ethan di sekolah “TERKEJUT” krn memang di lapangan SMA Gloria sudah ada Excel dengan bbrp orang pria dewasa berpakaian bebas. Spontan mama Ethan langsung mencari Ethan, tapi Ethan masih belum keluar. Lalu Mama Ethan inisiatif mendatangi Excel cs dgn itikad baik agar tidak perlu ada keributan, apalagi di lingkungan sekolah.
- Dari pihak Excel, seorang pria bernama Dave (pengakuannya adl Koko sepupu Excel) blg kalau adik sepupunya dikatakan anjing sama Ethan. “Mama Ethan langsung menjelaskan semuanya hanya perkara anak-anak yg salah paham dan memohon maaf.” Tp Dave langsung tidak terima & meng cut off Mamanya Ethan dgn kalimat : “bentar ai, ta telponkan papa ae (Ada bukti).”
- Ketika Dave menelpon Papanya Excel, Mama Ethan seorang diri dan merasa tidak nyaman krn banyak pria dewasa yg tdk dikenal bersama mereka. Lalu mama Ethan telpon papa ethan dan meminta untuk datang berdiskusi dengan papa Excel, sbg ortu.
- Tidak lama kemudian papa Ethan datang, smpt berbicara dan berkenalan dengan NOUKE (Pelatih Tinju Excel). Lalu selang bbrp waktu datanglah Papa Excel (IVAN) dengan emosional dan teriak-teriak.
- Saat Papa Ethan mengajak berkenalan, Papa Excel (IVAN), Hal tsb diabaikan oleh Ivan dan langsung marah-marah dgn mengeluarkan kalimat “siapa yg salah?? Mana?? dan terjadilah persis seperti divideo ini (Ethan yg merupakan anak dibawah umur di ancam dan dipaksa melakukan hal yg tidak manusiawi yaitu BERSUJUD dan MENGGONGGONG (Kekerasan Verbal dan Kekerasan Psikis kpd Ethan).
- Pihak Security Gloria dan Pakuwon melerai dan diminta penyelesaian baik-baik di dalam Gedung Sekolah. Waktu didalam sekolah masih terjadi perdebatan antara pihak papa excel dengan perwakilan sekolah, dikarenakan pihak papa excel meminta kepala sekolah yg mjd mediator, tapi pada saat itu kepala sekolah belum ada.
- IVAN (Papa Excel) langsung memberikan pilihan mau diselesaikan diluar atau didalam sekolah? Dan sempet terjadi perseteruan, tidak ada kesepakatan, bahkan IVAN (Papa Excel) juga mengusulkan agar Ethan dan Excel BERKELAHI SAJA dan hal tsb ditentang oleh kedua orang tua Ethan (korban) krn untuk apa menyelesaikan dengan kekerasan?? Itu tidak benar.
- Akhirnya semua pihak dipanggil kedalam ruangan sekolah dan sudah ada kepala sekolah, wakil kepsek dan guru (niat baik utk memediasikan). Lalu Ethan dgn didampingi kedua orang tuanya dan Excel di dampingi Papanya (IVAN), Lawyernya, Pelatih Tinju Excel (Nouke) dan Dave (koko sepupunya Excel).
- Namun ternyata Papa Excel (IVAN) tidak ingin diselesaikan dgn baik-baik dan tetap meminta Ethan untuk minta maaf dengan cara SUJUD dan MENGONGGONG SEPERTI ANJING (Dgn sengaja kembali melakukan Kekerasan Verbal dan Kekerasan Psikis kpd Ethan, jadi 2 kali Ethan (korban) mengalami Kekerasan Dan diperlakukan scr tidak manusiawi).
- Ethan (Korban) sudah melakukan apa yg diminta Papa Excel (IVAN) dan kejadian tsb disaksikan semua orang yg berada dalam ruangan tsb. Tapi karena Mama Ethan gak sanggup melihat anaknya diperlakukan seperti itu, Mamanya Ethan shock dan pingsan (Asmanya kambuh) lalu dibawa ke RS Mitra Keluarga.
- Setelah kejadian pingsan ini (saat Mama Ethan keluar dr RS), tiba-tiba Papa Excel mengirimkan bbrp orang utk meminta agar kedua orang tua Ethan mau bertemu krn ingin bicara baik-baik. Dan bila ortu Ethan menolak, maka Papa Excel (IVAN) dan kelompoknya yg akan mendatangi ke rumah Ethan (korban).
- Dgn kepercayaan & niat baik, maka Ortu Ethan mengalah dan bersedia menemui Ivan. Di tempat pertemuan tsb (Ivan tdk sendiri, namun didampingi oleh bbrp org yg mengaku sbg Aparat Kepolisian). Dan Ivan meminta Ortu Ethan agar bersedia di video dan diminta mengatakan bhw sudah berdamai dan tdk ada masalah.
- IVAN (Papa Excel) menulis surat penyataan (tanpa copy dan ada foto) dan meminta kedua orang tua Ethan utk bertandatangan (kejadian pagi dini hari sekitar pukul 00.00 – 01.00 WIB). Dan janjinya kpd Ortu Ethan, utk pegangan pribadi saja & bukan utk disebarluaskan / konsumsi Publik.
- Namun ternyata, baru diketahui kemudian, bahwa video dan pernyataan yg dibuat tsb digunakan utk memutarbalikkan fakta dan playing victim di hadapan publik. Sebagaimana banyak video klarifikasi yg tidak sesuai dgn fakta dan kebenaran.
PASTI Indonesia BertanggungJawab Penuh atas semua Kronologis tersebut diatas, apabila terdapat pihak yang merasa tidak berkenan atas Kronologis ini, PASTI Indonesia persilahkan untuk menindaklanjuti dengan Jalur Hukum, tutup keterangan PASTI Indonesia.